Nonton
film animasi memang asyik. Dunia animasi menyajikan efek visual dan imajinasi
yang tak terbatas yang tidak mungkin ada di dunia nyata. Namun tahukah kalian
bagaimana proses dibalik pembuatan film animasi tersebut?
Ada
dua proses pembuatan film animasi, diantaranya secara konvensional dan digital.
1.
Teknik konvensional, merupakan teknik dasar dalam pembuatan film animasi klasik.
Setelah gambar mejadi sebuah rangkaian gerakan maka gambar tersebut akan
ditransfer keatas lembaran transparan (plastik) yang tembus pandang / sel
(cell) dan diwarnai oleh Ink and Paint Departement. Setelah selesai film
tersebut akan direkam dengan kamera khusus, yaitu multiplane camera di dalam
ruangan yang serba hitam.
2.
Teknik Digital, merupakan penerus terbaru yang sudah menggunakan teknologi
canggih membuat proses pembuatan animasi menjadi lebih mudah. Untuk penggarapan
animasi sederhana, mulai dari perancangan model hingga pengisian suara/dubbing
dapat dilakukan dengan mempergunakan satu personal komputer saja.
Tidak
itu
saja, ada lagi teknik animasi Hand Drawn, yaitu teknik klasik yang
mengandalkan kemampuan tangan untuk membuat gambar frame per frame
secara
manual, kemudian teknik animasi Hand Drawn dan Computer yang
menggabungkan
gambar manual dan komputer, lalu teknik animasi Stop Motion / Clay
Motion. Berikut ini beberapa object animasi yang dibuat menggunakan
teknik Stop Motion:
Teknik
animasi Stop Motion atau Clay Motion dalam pengerjaannya tentu menggunakan clay.
Clay adalah sebutan lain untuk tanah liat. Meski namanya clay (tanah liat),
yang dipakai bukanlah tanah liat biasa. Animasi ini memakai plasticin, bahan
lentur seperti permen karet yang ditemukan pada tahun 1897. Animasi dibuat dengan menggerakkan objek atau
model dari boneka ataupun bahan elastis yang terbuat dari clay / tanah liat
atau tanah liat sintetis. Obyek digerakkan sedikit demi sedikit dan kemudian
diambil gambarnya satu per satu. Setelah diedit dan disusun, Apabila rol film
dijalankan, akan memberikan efek seolah-olah boneka atau model tersebut
bergerak. Beberapa film yang menggunakan teknik Clay Motion adalah ParaNorman,
Shaun The Sheep, Corpse Bride, Coraline, Nightmare before Christmas, dan masih
banyak lagi.
Ada beberapa macam jenis Clay, diantaranya:
1. Lilin Malam. Ini juga termasuk "keluarga" clay, biasanya untuk mainan anak-anak, banyak dijual di toko-toko buku bermacam-macam warna dan mudah dibentuk. Bentuk akhirnya tetap lunak tidak akan mengeras dan dapat diolah kembali.
2. Paper Clay. Terbuat dari bubur kertas, kebanyakan dijual dengan warna putih dan ada juga dengan campuran gips (seperti kapur). Hasil akhirnya keras dengan cara diangin-anginkan dan di cat diberi warna.
3. Plastisin Clay (Clay Tepung). Hampir sama dengan Lilin malam hanya saja tidak selunak lilin malam dan lebih mantap bentuknya (lebih keras dibandingkan lilin malam)
4. Clay Roti. Bisa dibuat sendiri dari sisa-sisa roti tawar. Bahan yang digunakan diantaranya Lem Kayu, Minyak sayur, pengawet / borax, cat poster dan pilox transparan yang dicampur menjadi satu.
5. Polymer Clay, merupakan clay yang paling mahal, masih langka di Indonesia. Proses pengeringannya dengan cara di oven (bukan pakai oven kompor).
6. Jumping Clay, clay ini jika diangin-angin kan akan kering dan tidak dapat diolah lagi, hanya saja jadinya ringan seperti gabus.
7. Air Dry, hampir sama dengan jumping clay, hanya saja bentuk akhirnya lebih padat.
8. Clay Asli (Tanah Liat/Keramik)
9. Gips, terbuat dari bahan kapur yang dikeraskan.
1. Lilin Malam. Ini juga termasuk "keluarga" clay, biasanya untuk mainan anak-anak, banyak dijual di toko-toko buku bermacam-macam warna dan mudah dibentuk. Bentuk akhirnya tetap lunak tidak akan mengeras dan dapat diolah kembali.
2. Paper Clay. Terbuat dari bubur kertas, kebanyakan dijual dengan warna putih dan ada juga dengan campuran gips (seperti kapur). Hasil akhirnya keras dengan cara diangin-anginkan dan di cat diberi warna.
3. Plastisin Clay (Clay Tepung). Hampir sama dengan Lilin malam hanya saja tidak selunak lilin malam dan lebih mantap bentuknya (lebih keras dibandingkan lilin malam)
4. Clay Roti. Bisa dibuat sendiri dari sisa-sisa roti tawar. Bahan yang digunakan diantaranya Lem Kayu, Minyak sayur, pengawet / borax, cat poster dan pilox transparan yang dicampur menjadi satu.
5. Polymer Clay, merupakan clay yang paling mahal, masih langka di Indonesia. Proses pengeringannya dengan cara di oven (bukan pakai oven kompor).
6. Jumping Clay, clay ini jika diangin-angin kan akan kering dan tidak dapat diolah lagi, hanya saja jadinya ringan seperti gabus.
7. Air Dry, hampir sama dengan jumping clay, hanya saja bentuk akhirnya lebih padat.
8. Clay Asli (Tanah Liat/Keramik)
9. Gips, terbuat dari bahan kapur yang dikeraskan.
Teknik
animasi ini sebenarnya termasuk animasi klasik dan dalam proses pembuatannya
memerlukan kesabaran dan ketekunan yang tinggi. Namun hasil yang dihasilkan
mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak ada di film animasi 3D, dikarenakan
proses pembuatan melalui serangkaian foto-foto yang digabungkan menjadi satu
buah video.
Referensi:
https://www.facebook.com/rools.claymotion/photos_albums
Keep in touch with us at Instagram || Facebook || Youtube !
Email: stopmocreator@gmail.com
Mobile:
+62857 551 877 49
+6281 232 5757 94
Referensi:
https://www.facebook.com/rools.claymotion/photos_albums
Keep in touch with us at Instagram || Facebook || Youtube !
Email: stopmocreator@gmail.com
Mobile:
+62857 551 877 49
+6281 232 5757 94
No comments:
Post a Comment